Kalender Bali

Selasa, 02 Agustus 2011

Astangga Yoga

Dewasa ini “yoga” seringkali menjadi bahan pembicaraan di kalangan masyarakat. Pada umumnya masyarakat mengasumsikan bahwa yoga adalah sejenis senam olah tubuh yang di dalamnya mengandung unsur pengaturan nafas sehingga bermanfaat banyak pada kesehatan. Yoga sendiri dapat membantu seseorang untuk menenangkan pikiran dan menentramkan gejolak perasaan. Banyak para pekerja yang mengalami tekanan akibat rutinitas yang sangat padat sehingga mereka mulai beralih pada yoga untuk menenangkan gejolak hidup dan pikirannya.
Istilah Yoga sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun silam. Kata Yoga dalam bahasa Sansekerta berasal dari akar kata ”yuj” yang berarti menghubungkan dan yoga berarti pengendalian aktivitas pikiran dan merupakan penyatuan roh pribadi (jiwatman) dengan roh tertinggi (Paramatman). Tujuan dari yoga adalah mencapai kelepasan yang dicapai dengan metode pensucian jiwa, menenangkan pikiran serta samadhi untuk membedakan jiwa dengan badan jasmani dan pikiran. Menurut filsafat yoga oleh Maharsi Patanjali, jiwa adalah suatu identitas substansi yang mandiri, terbebas dari batas-batas kehadiran badan jasmani, pancaindra dan pikiran. Jiwa adalah diluar peristiwa badan jasmani dan pikiran, di atas dosa, suka dan duka, derita dan kenikmatan, kematian dan kehancuran. Yoga adalah alat untuk mencapai perbedaan antara jiwa dan badan jasmani, pikiran dan pancaindra sebagai suatu kondisi penting untuk mencapai kelepasan.
Filsafat yoga tersebut terbagi menjadi 4 bagian (pada) yaitu samadhipada yang menjelaskan sifat, tujuan dan bentuk yoga, serta modifikasi jiwa (organ dalam) dan berbagai cara mencapai yoga. Kemudian yang kedua adalah shadanapada yang menjelaskan mengenai pelaksanaan yoga (kriyayoga) untuk mencapai samadhi, menjelaskan panca klesa ( lima sumber penderitaan manusia ) , karmaphala, empat macam penderitaan dan penyebabnya, hentinya penderitaan dan cara menghapus penderitaan tersebut. Pada/ bagian yang ketiga adalah vibhutipada menjelaskan aspek dalam sukma serta kekuatan gaib yang diperoleh dengan jalan yoga. Dan bagian yang terakhir adalah kaivalyapada menjelaskan sifat serta bentuk kelepasan.
Secara umum aliran yoga sangat erat berkaitan dengan aliran Sankhya, dimana Yoga menerima konsep metafisika dari Sankhya yang berjumlah 25 butir prinsip. Dua puluh lima butir prinsip itu terbagi atas lima kelompok dalam aliran Yoga. Kelompok pertama mempergunakan kesadaran, kesimpulan dan kata /sabda dimana pelaksanaan yoga adalah alat untuk mencapai perbedaan antara jiwa dan badan jasmani,pikiran dan panca indra sehingga kelepasan dapat dicapai dengan cara pensucian jiwa. Kelompok kedua menjelaskan proses mendapatkan pengetahuan kebenaran (pramana) melalui proses pengertian,kesadaran dan persepsi, kesimpulan dan ucapan. Kemudian dijelaskan pula mengenai kesadaran yang salah atau palsu (viparyana), sikap mental yang dikuasai kemalasan (nidra) dan vikalpa (gagasan). Dalam kelompok ini dijelaskan mengenai panca klesa. Kelompok ketiga menjelaskan mengenai tiga jenis kondisi mental manusia yang dipengaruhi oleh tiga jenis sifat triguna. Kemudian lebih menitikberatkan pada konsentrasi pikiran (ekagra) yang terbagi atas empat tingkatan. Kelompok keempat dan kelima adalah delapan jenis tahapan yoga atau dikenal dengan sebutan astangga yoga (raja yoga).

Astangga Yoga
Yoga merupakan suatu disiplin yang ketat terhadap diet makan, tidur, tata pergaulan, kebiasaan, berkata dan berpikir yang harus dilakukan di bawah pengawasan yang cermat dari seorang yogin yang ahli dan mencerahi jiwa. Oleh karena itu dalam mempelajari yoga untuk mencapai penceran bathin haruslah dibimbing dan diawasi oleh seorang guru/yogin. Astangga Yoga atau delapan tahapan yoga dilakukan dengan shadana yang progresif dengan hatha yoga. Hatha yoga membahas tentang cara-cara mengendalikan badan dan pengaturan pernafasan untuk mencapai tingkatan Raja Yoga.
Maharsi Patanjali membagi kedelapan tahapan yoga sebagai berikut : (i) Yama / Larangan ; (ii) Niyama (Ketaatan) ; (iii) Asana (sikap badan yang nyaman) ; (iv) Pranayama (pengaturan nafas) ; (v) Pratyahara (menarik indra dari objek) ; (vi) Dharana (konsentrasi) ; (vii) Dhyana (meditasi) ; (viii) Samadhi ( keadaan supra sadar). Lima bagian pertama adalah cara-cara luar pelaksanaan yoga yang disebut bahirangga-sadhana yoga, kemudian tiga bagian terakhir disebut dengan antarangga-sadhana yoga .
Para sisya yoga diwajibkan melaksanakan dan menguasai bentul-betul disiplin etika terlebih dahulu guna mendapatkan proses yoga dan manfaat yoga yang sesungguhnya. Yang pertama mesti dimengerti dan ditaati secara sungguh-sungguh oleh para siswa yoga adalah pelaksanaan yama dan niyama. Yama adalah pengekangan / larangan yang tersusun menjadi lima bagian. Adapun Yama terbagi menjadi : (i) Ahimsa atau tanpa kekerasan, yaitu larangan untuk melakukan kekerasan terhadap mahluk lain baik itu melalui pikiran, perkataan ataupun perbuatan ; (ii) Satya atau kebenaran yang mencakup kebenaran dalam pikiran, perkataan dan perbuatan ; (iii) Asteya atau tidak mencuri dan menginginkan milik orang lain ; (iv) Brahmacarya atau tanpa melakukan hubungan seksual, pengendalian terhadap kama / keinginan ; (v) Aparigraha adalah pantang kemewahan. Lima yama di atas merupakan janji atau sumpah yang harus dipatuhi para siswa yoga. Kemudia Maharsi Patanjali menjelaskan perincian mengenai Niyama atau ketaatan untuk menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Niyama terbagi atas : (i) Sauca atau kebersihan lahir dan bathin, pensucian badan jasmani dengan makanan yang sehat dan bersih, menumbuh-kembangkan pikiran yang bersih,benar dan lurus ; (ii) Santosa atau puas akan apa adanya, sehingga dapat memantapkan mental ; (iii) Tapa, atau melakukan pantangan/pengetatan diri, tahan terhadap panas dan dingin, hujan dan angin, siang dan malam,dan sebagainya melalui sumpah yang keras ; (iv) Svadhyaya artinya membiasakan diri belajar mendalami kitab-kitab suci ; (v) Isvarapranidhana atau menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa/Iswara.
Ke-lima jenis larangan (yama) dan ketaatan (niyama) di atas harus dijalani dan dipatuhi dengan sungguh-sungguh oleh para praktisi yoga karena brata/janji tersebut merupakan suatu sumpah yang luar biasa (mahabrata) yang dilakukan dan ditaati oleh setiap siswa yoga tanpa alasan kedudukan pribadi ataupun kepentingan tertentu.
Tahapan berikutnya dalam astangga yoga adalah Asana yang merupakan sikap badan yang mantap dan nyaman. Jenis-jenis sikap badan / asana ini sangat beragam, mulai dari asana posisi berdiri, posisi duduk, posisi telungkup, posisi rebah, posisi terbalik dan lain sebaginya. Berbagai macam gerakan asana tersebut ditemukan oleh para yogi yang mengabdikan hidupnya mencari pencerahan jiwa di hutan yang sejuk ribuan tahun lalu dengan menyesuaikan gerakannya dengan gerakan mahluk hidup yang ada di hutan. Manfaat dari melakukan asana tersebut adalah badan menjadi sehat dan nyaman. Selain itu dengan melakukan asana tubuh menjadi terbantu secara fisik untuk melakukan konsentrasi yang sangat dibutuhkan dalam yoga.
Tahapan selanjutnya adalah Pranayama yang merupakan cara pengaturan nafas. Pranayama memiliki peranan penting dalam keberhasilan seseorang dalam melakukan yoga. Apabila seseorang tidak memahami cara bernafas dalam pranayama maka pelaksanaan yoganya dikatakan akan sia-sia. Dalam pranayama dikenal istilah-istilah pengaturan nafas seperti puraka (menarik nafas), kumbaka ( menahan nafas) dan recaka (menghembuskan nafas). Ada beragam jenis teknik pranayama dalam yoga, dan beragam jenis teknik pranayama tersebut memiliki manfaatnya masing-masing.
Pratyahara adalah tahap setelah pranayama, mengandung arti menarik pancaindra dari objek-objek penglihatan, pendengaran, perasaan dan perabaan. Dalam pratyahara membentukan objek perenungan mulai dilakukan. Objek perenungan digunakan sebagai alat bantu untuk berkonsentrasi. Dalam yoga ada berbagai jenis objek renungan yang dapat digunakan seperti arca dewa, simbol aksara suci, gambar dewa-dewi, cahaya yang terang , ataupun bayangan muka diri sendiri. Objek perenungan tersebut kemudian dipertahankan hingga objek tersebut dapat diyakini dan seolah-olah nyata. Keseluruhan tahap-tahap di atas merupakan cara-cara luar dalam pelaksanaan yoga atau diesbut bahirangga-shadana yoga.
Tahapan berikutnya disebut kelompok antarangga-shadana yoga yang merupakan tahap yang membutuhkan konsentrasi dan daya tahan tingkat tinggi. Konsentrasi berarti seorang pelaku yoga memusatkan fokus perenungan yang sangat dalam dan daya tahan berarti melakukan tahapan ini dalam jangka waktu yang lama. Antarangga-shadana yoga terdiri atas dharana, dhyana dan samadhi. Tahap dharana diartikan disiplin mental, dimana pada tahap ini terjadi penentuan letak pemusatan pikiran pada objek tertentu.Misalnya titik pertemuan antara kedua alis mata, batang hidung , ujung hidung, ubun-ubun dan sebagainya. Dhyana berarti meditasi yang lebih dalam dan tinggi dilakukan tanpa henti dan tanpa gangguan. Pada tahap ini aliran pikiran sudah mengalami ketenangan menuju renungan pada pusat pemikiran sebagi titik akhir.pikiran dan objek renungan masih nyata dan terpisah dari kesadaran. Kemudian tahap yang tertinggi adalah samadhi dimana pikiran tenggelam pada objek yang direnungkan. Tidak ada kesadaran akan dirinya sendiri, hanya ketenangan yang ada dalam samadhi.Pikiran dan objek renungan menjadi satu dan pikiran lenyap. Dapat membedakan antara kebahagiaan dengan kesenangan di alam. Keadaan tersebut dinamakan citta-vritti nirodha dimana pikiran dapat dikendalikan secara total dan jiwa terbebas menuju alam kelepasan sebagai tujuan dari yoga itu sendiri.

1 komentar:

  1. How to get to Hollywood Casino & Hotel in New York City using
    The cheapest way to get to Hollywood Casino 대전광역 출장마사지 & Hotel costs only $6, and the 구리 출장안마 quickest way takes just 3 mins. Find 양산 출장안마 a local 청주 출장마사지 airport near you 전라북도 출장샵 and

    BalasHapus